Semua
orang pasti memiliki impian atau cita-cita, aku yakin akan hal itu. Namun kendala
masalahnya, tidak semua orang berhasil mewujudkan impian atau cita-citanya
tersebut, atau lebih tepatnya tidak berani (karena tekad kurang) untuk
mewujudkan impian-impian terindah dalam hidupnya tersebut. Untuk selanjutnya, aku
menyebut impian atau cita-cita dengan kata “mimpi” sehingga disini ini bukan
berarti mimpi ketika kita sedang tidur.
Setiap
individu yang berbeda pasti memiliki mimpi yang berbeda pula. Jika setiap
manusia yang ada di bumi ini memiliki mimpi yang berbeda-beda maka bisa
dibayangkan ada milyaran mimpi yang beterbangan di langit bumi ini. Dan setiap
manusia pasti juga memiliki mimpi-mimpi indah masing-masing yang ingin terwujud
atau diwujudkan ketika masa hidup di dunia ini masih berlangsung. Dengan adanya
mimpi yang hendak kita raih akan membuat hidup kita punya arah, tujuan dan
tantangan sehingga hidup ini terasa dinamis dan indah. Bagi orang yang tidak
punya mimpi karena semua yang ada di dunia ini sudah ada di sekitarnya atau
karena memang tidak bisa merangkai mimpi pasti akan merasa jenuh. Walaupun
apa-apa dia miliki, tapi tidak ada sesuatu yang membuat hidupnya bergerak, ada nuansa
yang berbeda.
Sekarang, pertanyaanku:
sudahkah anda memiliki mimpi?
Kalau sudah, sudahkan mimpi
itu anda raih?
Kalau belum, beranikah anda
mewujudkan mimpi itu menjadi nyata?
Kapan saat yang tepat?
Jawabku adalah sekarang!
Untuk
selanjutnya, bahwa mewujudkan mimpi itu tidak semudah membalikkan telapak
tangan, tidak juga sesulit menemukan formula yang tepat untuk membuat roket
yang bisa mengantarkan manusia sampai ke bulan. Apa kunci rahasianya?, kuncinya
adalah sikap dan keyakinan bahwa Can Do It! ( Pasti Bisa!) atau bisa juga “ You
will see it when you believe it !”.
Nothing
is Free
Telah
kusebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan mimpi itu tidaklah mudah, namun bukan
berarti tidak mungkin. Yang harus diketahui
adalah semua itu butuh pengorbanan, seperti kata seorang sahabat saya, “Nothing
is free!” Selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dan
meskipun suatu saat kita mendapatkan sesuatu secara gratis maka pasti ada jasa
atau kebaikan yang pernah kita lakukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, jangan berharap mimpi akan menjadi nyata sementara
hanya diam saja atau seperti mengharap durian runtuh.
Terwujudnya
sebuah mimpi tergantung seberapa besar memimpikan impian dan hingga sejauh mana
bisa mengedukasi alam bawah sadar bahwa benar-benar menghendaki impiah itu
menjadi sebuah kenyataan. Aku biasanya mengedukasi alam bawah sadar dengan cara
menceritakan impian-impian saya kepada orang lain, bisa kepada teman dekat dan
orang tua. Dengan begitu kuharapkan ada
flash back ke dalam diriku (lebih tepatnya ke bagian alam bawah sadar atau
unconscious mind) bahwa aku serius ingin mewujudkan mimpi itu, meskipun semua
itu kembali tergantung kehendak Yang Maha Kuasa.
Di
samping itu, bisa dipastikan bahwa selalu ada pengorbanan untuk mewujudkan
sebuah impian. Satu mimpi dengan mimpi yang lain harga pengorbanannya juga
berbeda. Yang jelas, selalu ada yang harus kita korbankan untuk meraih
mimpi-mimpi itu. Pengorbanan yang dimaksud bisa berupa waktu, biaya, tenaga,
pikiran, perasaan, dan lain-lain.
Untuk
mewujudkan mimpi yang berharga, beranikah aku keluar dari rutinitas harianku
yang mungkin nyaman dan tanpa tantangan? Beranikah aku keluar dari comfort zone
(zona kenyamanan) untuk melakukan action-action nyata untuk mewujudkan mimpi ?
Jadi,
harus berani berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian atau
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian ??
Sebenarnya
sebagian besar penentu mimpi menjadi nyata adalah diri kita sendiri. Sejauh
mana berani bermimpi dan berani
mewujudkan impian itu menjadi sebuah kenyataan, meskipun harus menghadapi
berbagai hambatan, tantangan dan cobaan. Yang tidak boleh dilupakan adalah
bahwa setelah berusaha atau berikhtiar, kita harus menyerahkan hasil akhirnya
kepada Allah SWT karena Dialah Sang Penentu semua takdir hidup kita. Jadi,
intinya kita harus berusaha semaksimal yang kita bisa dan menyerahkan hasilnya
kepada Dia yang Maha Tahu yang terbaik untuk kita. Itulah yang disebut tawakkal
Hanya
sekedar mengandalkan doa saja namun tanpa usaha dan kerja nyata tidak mungkin
ada perkembangan, hasil akhirnyapun pasti nihil alias kosong, sedangkan sekedar
kerja keras tanpa diiringi doa memungkinkan kita salah bertindak karena hanya
memikirkan hasilnya. Dengan dilengkapi doa tentu usaha kita itu terarah di
jalan yang benar, baik dan halal, maka yang paling ideal adalah usaha dan kerja
keras kita yang diiringi dengan doa, niscaya segala usaha kita akan dikabulkan
dan tentu hasil yang kita inginkan akan sukses dan memuaskan.
~
ivool insight ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tingkalkan pesan