Jumat, 11 Juli 2014

Cinta Dibalik Daun Kering


Kini menjadi lantunan indah yang menemani soreku. Senja mulai mengoyak zona nyaman yang ku ciptakan sejak bermenit-menit lalu. Meski mata ini terus saja menatap kosong ke depan, namun pikiranku tak pernah beranjak dari mungilnya ingatan yang tak pernah lepas dari otak kecilku.

Hari-hariku tak pernah berubah. Senyum yang selalu menjadi obat lelahku. Kau adalah orang yang sudah ku anggap sebagai malaikat yang dikirimkan oleh Allah untuk menemaniku di sini. Lewat detik pertama kita dipertemukan,  aku diajaarkan betapa aku harus kuat menjalani kehidupan ini. Nggak boleh ada kata ngeluh, dan itu adalah hal yang selalu aku tanamkan untukmu. Sekarang entah lewat apa agar aku mampu mengungkapkan rasa sayangku untukmu. Rasa cintaku yang entah sampai sekarang belum juga sirna dari jiwa matiku.

Sebuah nama indah yang terpatri kuat di dalam hatiku. Nama yang selalu mengusik pikiranku di penjara suci tentu saja tak sebebas hidup di dunia luar sana. Hidup di penjara suci tentu saja tak segemerlap hidup di luar sana. Tapi aku bahagia, dan tak pernah ada kata menyesal karena sudah berada di dunia ini. Dunia yang di penuhi oleh calon bidadara-bidadari surga. Karena di sinilah hidupku menjadi penuh warna.


Awalnya memang bukan sesuatu hal yang mudah memang. Tinggal di sebuah penjara suci yang tentu juga terdapat segudang kegiatan yang banyak menyita waktu. Namun apa daya, aku takkan pernah berani melawan keinginan ke dua orang tuaku. Karena bagiku, mereka adalah segala-galanya. Mereka yang tak pernah meninggalkanku.

Siapa sangka, penjara suci ini telah mempertemukanku dengan seorang wanita sholeh yang selalu membuat duniaku ini penuh dengan senyum manis. Pertemuan pertama kami justru bukan di penjara suci ini. Hal tersebutlah yang selalu membuat kami bersama-sama setiap waktu. (tapi akhir-akhir ini jarang, he..he..T_T )

Rasa ini memang sudah lama terpendam, begitu juga rasanya (maybe yes or maybe no, he..he..). Aku tahu tapi kini sesuatu yang terpendam itu belum bisa aku temukan dalam sebuah ikatan karena dia belum menjawab dan menemukan titik dia nyaman denganku. Ikatan suci karena Allah ( Amin, Semoga Allah mendengar ini ). Bukan untuk pelampiasan nafsu belaka. Cara aku mengungkapkan rasa sayang ini memang beda seperti pasangan-pasangan kekasih yang lainnya. aku masih punya keyakinan, dan aku masih punya pegangan. Dan sebuah lagu yang aku berikan padanya “I don’t miss a thing-Aerosmith”.

Rasa yang kini menjelma menjadi wujud hati. Allah biarkan aku tetap menjaganya. Biarkan dia menjadi perhiasan dan warna yang selalu membuat keceriaan dalam hari-hariku, juga untuk hari-harinya. Biarkan rasa ini tetap ada sampai aku sudah tak mampu lagi mempertahankan tiap denyut nadi.

Do’a itu yang selalu aku panjatkan tiap selesai sholat Fardlhu dan sunah. Bukan karena aku terlalu takut kehilangan dia. Tapi karena kekhawatiranku yang akhir-akhir ini mulai menghantuiku.

Allah, bukan berarti cintaku kini lebih besar ku berikan padanya. Engkau tetap yang paling besar mendapatkan cintaku. Tapi kini dia adalah orang yang sangat berarti untukku. Ini adalah janjiku, dan ini adalah bukti bahwa aku mencintainya tak melebihi cintaku kepada Tuhanku.

 “ Bunga,,, percayalah, jika kita memang berjodoh. Maka pelaminan akan tetap menjadi tempat yang menyatukan kita.”

Pipi ini tiba-tiba hangat tersentuh butiran bening yang mulai mengalir. Hanya itu yang mampu menjawab kalimat-kalimat ini.

Sebuah kata-kata terakhir, tentu saja. Jika berpisah darinya bukan berarti dunia ini kiamat. Aku tetap melanjutkan kehidupanku normal seperti biasanya. Meski sudah tak ada lagi pelangi yang penuh warna. Melupakan seseorang yang benar-benar kita sayangi memang bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi jangan biarkan rasa cinta ini melebihi rasa cintaku kepadaMu Ya Allah.

Dan senja masih secantik ketika kita sama-sama memandangnya. Meski suatu saat cintamu sudah bukan untukku. Tapi cinta Tuhan tak pernah berubah ku rasakan.
“ Tapi satu yang harus kamu ketahui , kamu masih tetap bersamaku. Biarkan cinta ini bersembunyi di balik daun kering di musim kemarau ini. Karena aku terlalu sulit untuk melupakanmu, cinta ini akan menghilang ketika musim hujan tiba. Biarkan tiap rinainya menghancurkan jaringan-jaringan daun kering yang mulai rapuh. Karena aku tak ingin cinta ini melebihi cintaku kepada Allah, Tuhanku. “

Oh Tuhan,,, Kurang baiknya apa Engkau kepadaku.


~ ivool insight ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tingkalkan pesan