Kamis, 26 Juni 2014

Cicak-Cicak Di Dinding ( Hidup Is Perjuangan )















“Cicak-cicak di dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap ! Lalu ditangkap...”

Tau lagu anak yang ini dong ?
kadang kalo aku pikir isinya tentang pembunuhan !
tapi ini salah satu lagu anak yang beken

Ok, cukup deh disclaimer-nya. Mari bahas soal cicak karena lagi ngefans banget sama makhluk merayap yang satu ini. Padahal aku asli geli kalo inget dulu pernah ngerasain yang namanya "kejatuhan cicak"! Kaget sumpah.

Mungkin cicak-cicak lain juga ada yang bisa berbahasa manusia, ada juga yang tertarik mempelajari bahasa ayam, bahasa kambing.

Tapi menurutku, mayoritas cicak yang aku tahu itu berkegiatan berdampingan dengan manusia, jadi aku berpikir belajar bahasa manusia mungkin akan jauh lebih berguna bagiku. He..he..hee


Semua cicak memang dianugerahi kesadaran sesaat sebelum keluar dari cangkang telur. Proses kelahiran ini yang menarik, karena aku bisa mengingat dengan jelas momen-momen ketika sadar dan berusaha untuk keluar. Kemudian,  itulah yang aku anggap sebagai penuntunku untuk akhirnya hidup di dunia dan melihat dunia yang indah ini.

Cicak juga hidup seperti manusia, ada beberapa persamaannya yaitu sama-sama bernafas, sama-sama punya kaki, sama-sama bisa berjalan (tapi manusia tidak berjalan di tembok..he..he..), dan sama-sama mencari makan. Dari persamaan itu juga ada timbal baliknya, pasti ada juga perbedaannya ( iya kan..?? Ya semoga kalian tau lah).

Cicak hanyalah seekor hewan kecil yang “biasa” banget, yang berada disekitar kita, sehingga kita nggak perhatiin lagi, nggak peduli lagi. Akupun ingin seperti itu, menjadi seekor cicak yang bisa dengan bebas menatap seseorang yang kita sayang tanpa sepengatahuan, menemani, dan melekat di dinding jiwamu ( cikiciuuw  .^_^. )

Sama hal-nya dalam kehidupan sehari-hari ini, aku suka sekali memperhatikan kesibukan manusia di sisi ruang ini, karena dari situ aku bisa melihat mereka bisa bergerak-gerak indah dengan suasana berbagai cahaya lampu yang indah. Aku hanya tidak terlalu suka dengan kerumunan orang-orang yang duduk di kursi. Beberapa dari mereka juga berbau tidak sedap (maksud bau tidak sedap di sini aku artikan hanya sikap mereka), dan di situ aku baru sadar betul kalau ternyata memiliki mekanisme mengeluarkan bau tidak sedap, seperti spesies walang sangit (he..he..he).

Mereka sibuk melakukan apapun demi mengumpulkan apa yang di inginkannya, halal atau tidak, itu sudah tidak lagi jadi masalah. Mereka juga lupa bahwa walaupun sudah punya semua di dunia ini, kalau tidak ada padi untuk dituai. Orang yang menjadikan kekayaan di dunia sebagai tujuannya saja sudah di anggap hina di mata Allah, apalagi yang  hanya menjadikan uang sebagai tujuan hidupnya. Terlalu hina, bahkan di mata manusia biasa sekalipun.

Kadang aku bertanya-tanya, apa yang perlu kita ketahui ?? Apa yang benar-benar kita alami ??  Dengan kata lain, mencoba untuk memahami suatu hal dari berbagai sudut pandang. Jangan terpaku pada satu cara, yang bisa jadi tidak lagi relevan digunakan. Ada pepatah bijak mengatakan, “Kita  tidak akan pernah bisa merubah arah angin, yang dapat kita lakukan adalah mengubah arah sayap”. Tentu saja, kehidupan tidak akan berubah kecuali diri sendirilah yang mengubah sudut pandang terhadap yang ada.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW sudah memperingatkan bahwa: “Manfaatkan sebaik-baiknya lima kesempatan, sebelum (datang) yang lima; masa muda sebelum datang masa tua; kondisi sehat sebelum  jatuh sakit; saat kaya sebelum  jatuh miskin; masa hidup sebelum datang kematian; dan masa senggang sebelum masa sibuk”.


Patah tumbuh hilang berganti, bagaikan ekor cicak yang putus pasti akan tumbuh kembali. Sebagaimana hidup, kita tidak boleh menyerah sama sekali. Caio..  


~ ivool insight ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tingkalkan pesan