Jumat, 20 Juni 2014

Kucing Rumahan Yang Tak Bertuan



Semua orang pasti memiliki impian atau cita-cita, aku yakin akan hal itu. Namun kendala masalahnya, tidak semua orang berhasil mewujudkan impian atau cita-citanya tersebut, atau lebih tepatnya tidak berani (karena tekad kurang) untuk mewujudkan impian-impian terindah dalam hidupnya tersebut. Untuk selanjutnya, aku menyebut impian atau cita-cita dengan kata “mimpi” sehingga disini ini bukan berarti mimpi ketika kita sedang tidur.

Setiap individu yang berbeda pasti memiliki mimpi yang berbeda pula. Jika setiap manusia yang ada di bumi ini memiliki mimpi yang berbeda-beda maka bisa dibayangkan ada milyaran mimpi yang beterbangan di langit bumi ini. Dan setiap manusia pasti juga memiliki mimpi-mimpi indah masing-masing yang ingin terwujud atau diwujudkan ketika masa hidup di dunia ini masih berlangsung. Dengan adanya mimpi yang hendak kita raih akan membuat hidup kita punya arah, tujuan dan tantangan sehingga hidup ini terasa dinamis dan indah. Bagi orang yang tidak punya mimpi karena semua yang ada di dunia ini sudah ada di sekitarnya atau karena memang tidak bisa merangkai mimpi pasti akan merasa jenuh. Walaupun apa-apa dia miliki, tapi tidak ada sesuatu yang membuat hidupnya bergerak, ada nuansa yang berbeda.

Sekarang, pertanyaanku: sudahkah anda memiliki mimpi?

Kalau sudah, sudahkan mimpi itu anda raih?

Kalau belum, beranikah anda mewujudkan mimpi itu menjadi nyata?

Kapan saat yang tepat? Jawabku adalah sekarang!

Untuk selanjutnya, bahwa mewujudkan mimpi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak juga sesulit menemukan formula yang tepat untuk membuat roket yang bisa mengantarkan manusia sampai ke bulan. Apa kunci rahasianya?, kuncinya adalah sikap dan keyakinan bahwa Can Do It! ( Pasti Bisa!) atau bisa juga “ You will see it when you believe it !”.

Nothing is Free

Telah kusebutkan di atas bahwa untuk mewujudkan mimpi itu tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Yang harus  diketahui adalah semua itu butuh pengorbanan, seperti kata seorang sahabat saya, “Nothing is free!” Selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dan meskipun suatu saat kita mendapatkan sesuatu secara gratis maka pasti ada jasa atau kebaikan yang pernah kita lakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, jangan berharap mimpi akan menjadi nyata sementara hanya diam saja atau seperti mengharap durian runtuh.

Terwujudnya sebuah mimpi tergantung seberapa besar memimpikan impian dan hingga sejauh mana bisa mengedukasi alam bawah sadar bahwa benar-benar menghendaki impiah itu menjadi sebuah kenyataan. Aku biasanya mengedukasi alam bawah sadar dengan cara menceritakan impian-impian saya kepada orang lain, bisa kepada teman dekat dan orang tua.  Dengan begitu kuharapkan ada flash back ke dalam diriku (lebih tepatnya ke bagian alam bawah sadar atau unconscious mind) bahwa aku serius ingin mewujudkan mimpi itu, meskipun semua itu kembali tergantung kehendak Yang Maha Kuasa.

Di samping itu, bisa dipastikan bahwa selalu ada pengorbanan untuk mewujudkan sebuah impian. Satu mimpi dengan mimpi yang lain harga pengorbanannya juga berbeda. Yang jelas, selalu ada yang harus kita korbankan untuk meraih mimpi-mimpi itu. Pengorbanan yang dimaksud bisa berupa waktu, biaya, tenaga, pikiran, perasaan, dan lain-lain.

Untuk mewujudkan mimpi yang berharga, beranikah aku keluar dari rutinitas harianku yang mungkin nyaman dan tanpa tantangan? Beranikah aku keluar dari comfort zone (zona kenyamanan) untuk melakukan action-action nyata untuk mewujudkan mimpi ?

Jadi, harus berani berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian atau bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian ??


Sebenarnya sebagian besar penentu mimpi menjadi nyata adalah diri kita sendiri. Sejauh mana  berani bermimpi dan berani mewujudkan impian itu menjadi sebuah kenyataan, meskipun harus menghadapi berbagai hambatan, tantangan dan cobaan. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa setelah berusaha atau berikhtiar, kita harus menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah SWT karena Dialah Sang Penentu semua takdir hidup kita. Jadi, intinya kita harus berusaha semaksimal yang kita bisa dan menyerahkan hasilnya kepada Dia yang Maha Tahu yang terbaik untuk kita. Itulah yang disebut tawakkal


Hanya sekedar mengandalkan doa saja namun tanpa usaha dan kerja nyata tidak mungkin ada perkembangan, hasil akhirnyapun pasti nihil alias kosong, sedangkan sekedar kerja keras tanpa diiringi doa memungkinkan kita salah bertindak karena hanya memikirkan hasilnya. Dengan dilengkapi doa tentu usaha kita itu terarah di jalan yang benar, baik dan halal, maka yang paling ideal adalah usaha dan kerja keras kita yang diiringi dengan doa, niscaya segala usaha kita akan dikabulkan dan tentu hasil yang kita inginkan akan sukses dan memuaskan.


~ ivool insight ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tingkalkan pesan